Menghasilkan sebuah hasil sebuah terjemahan yang baik dan benar mempunyai prinsip yang sama dalam menghasilkan sebuah karya tulis lainnya. Seorang penerjemah tidak akan menghasilkan sebuah karya terjemahan yang baik apabila tidak memahami secara baik inspirasi bahasa sumber. Seorang penerjemah diibaratkan seorang penulis tidak akan menghasilkan sebuah karangan yang baik tanpa mempunyai inspirasi sebelum menulis. melaluiataubersamaini demikian penerjemahan memerluakan metode guna menghasilkan sebuah terjemahan yang baik dan benar.
Teknik terkait bersahabat denagn strategi. Seringkali seseoramg apabila hendak menerjemahkan sebauh teks tidak dilakukan penganalisaan pertama terhadap teks bahasa sumber, melainkan begitu membaca kalimat pertama teks bahasa sumber ia pribadi menuliskan terjemahannya. Ini diibaratkan dengan seseorang yang memulai menulis sebuah artikel tanpa mempunyai inspirasi yang akan ia tulis. Padahal bukankan dalam pengalihan sebuah bahasa sumber ke dalam bahasa samasukan mempunyai aspek yang perlu diperhatikan. Perbedaan dari segi hukum kebahasaan serta latar belakang budaya yang tidak sama kian menguatkan akan pentingnya analisa pertama. Pemahaman bahasa sumber dan samasukan sumber sangat diharapkan untuk memahami inspirasi penulis bahasa sumber dan pengalihannya dengan bahasa samasukan yang tepat.
Semakin komplek sebuah teks bahasa sumber semakin diharapkan analisa lebih mendalam guna memahami teks tersebut. Karena menyerupai sebuah pengarang sehabis memilik sebuah inspirasi akan semakin simpel baginya menunagkan inspirasi mereka dalam goresan pena dan sama halnya dalam penerjemahan.
Penerjemahan bukan spesialuntuk sekedar pergantian bahasa, tetapi harus memperhatikan aspek-aspek sosial. Aspek sosial itu penting dan jikalau tidak memperhatikan itu, maka boleh jadi orang yang membaca hasil terjemahan menemukan kejanggalan bahasa alasannya yaitu merasa tidak lazim dan bahkan tidak memahaminya secara baik. Seorang penerjemah sebenarnya berperan sebagai mediator antara pihak penulis bahasa sumber dengan pembaca bahasa samasukan. Untuk menjadi penerjemah yang handal, ia harus menjadi pentransfer makna dengan baik. Teknik yang sanggup dipakai untuk mengetahui apakah sebuah hasil terjemahan yang dihasilkan sudah bebas dari persyaratan di atas yaitu bertanya kepada diri sendiri bahwa apakah hasil terjemahan yang dihasilkan sudah alami sesuai dengan rasa bahasa yang kita miliki. Tekniknya tentu kita harus membaca kembali hasil terjemahan tersebut dengan memakai kepekaan akan cita rasa bahasa sebagai penutur orisinil bahasa Indonesia. Dan paling tidak jikalau sekiranya mempunyai waktu yang banyak diperluakan orang kedua yang menjadi pembaca untuk dimintakan balasan atau kesan secara umum atas terjemahan yang dihasilkan.
Ulasan tersebut di atas ingin menegaskan bahwa betapa pentingnya pemahaman metode penerjemahan yang baik oleh penerjemah guna menghasilkna sebuah terjemahan yang baik. Teknik penerjemah secara konsep sudah ada semenjak beberarap ratus tahun yang kemudian semenjak insan melaksanakan kontak budaya dengan budaya yang lain, namun kehadirannya sebagai pendidkan formal sebagai disiplin ilmu berdikari yang diajarkan di perguruan tinggi tinggi gres sekitar sehabis pertengahan era ke 20.
Sebelum melangkah lebih jauh perlu kita sepakati bersma bahwa yang dimaksudkan penerjemah dalam goresan pena ini yaitu interlingual translation, yaitu penerjemahan dari sebuah bahasa ke dalam bahasa yang tidak sama, contohnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pengertian penerjemahan sebagaimana yang dikemukan oleh Jeremy Munday bahwa penerjemahan yaitu sebuah proses antara dua bahasa yang tidak sama dengan melibatkan penerjemah mengubah teks goresan pena orisinil atau verbal ke dalam bentuk goresan pena dan verbal bahasa yang tidak sama.
Adanya aspek budaya yang tidak sama yang juga tercermin dalam banyak sekali bentuk dalam tataran bahasa yang tidak sama anatar dua bahasa, kiprah penerjemah diharapkan sanggup mengalihkannya ke dalam bahasa samasukan secara alami. Penggunaan struktur mapun kosa kata harus diubahsuaikan dengan budaya berbahasa dalam bahasa samasukan dan tidak mempertahankan bentuk-bentuk bahasa sumber yang menimbulkan bahasa yang dihasilkan menjadi kaku dan tidak lazim di pendengaran para pembacanya.
(Sumber: Materi Kuliah Grammar Translation Exercise UT)
Tag :
Penerjemahan
0 Komentar untuk "Teknik Penerjemahan"