Ragam Fungsional Dan Dialek Dalam Penerjemahan

Ragam Fungsional
Ragam bahasa dengan ragam fungsional bekerjsama sering kali dijumpai dalam penerjemahan dan seringkali pula menjadi penyebab kualitas hasil terjemahan menjadi kurang sebab tidak dipahami  secara baik. Memang dalam penerjemahan sangat penting diketahui ragam bahasa yang dipakai oleh bahasa sumber sebab akan memilih ragam bahasa yang dipakai dalam bahasa samasukan. 

Untuk lebih jelasnya perhatikan teks diberikut Ini:
“Some scientists believe that the discovery of crown of thorns spines in old reef sediments indicates that…”

Jika teks tersebut diterjemahkan menjadi
(versi 1) 
“Sebagian ilmuan percaya bahwa inovasi spina “crown of thorns” dalam endapan karang renta mengatakan bahwa…”
tidak sama dengan

(versi 2) 
“Sebagian Ilmuan percaya bahwa ditemukannya duri dari jenis mahluk maritim “Mahkota Berduri” dalam endapan karang renta mengatakan adanya…..”

Versi pertama praktis dipahami oleh kalangan tertentu tetapi tidak bagi kalangan yang lain. Berbeda dengan kedua yang lebih praktis dipahami oleh banyak sekali kalangan.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran  penerjemahan yang saudara lakukan di jurusan Bahasa dan Sastra, versi 2 adalah pola hasil terjemahan  yang sesuai sebab hasil terjemahan tersebut lebih komunikatif dan dipahami oleh banyak sekali kalangan.

Dialek
Sebagaiman lazimnya dalam bahasa Indoensia kita mengenal banyak sekali macam jenis dialek, hal tersebut juga terjadi dalam bahasa Inggris. Sebelum kita mengulas lebih jauh wacana dialek ini, perlu di ketahui bahwa di matakuliah Translation ini tidak didiberikan teks yang berdialek tidak resmi. Ini spesialuntuk sebagai pengetahuan saja bahwa dalam penerjemahan harus dilakukan secara total termasuk kalau menemukan sebuah teks yang berdialek tertentu. 

Bagi kalangan masyarakat Negro yang sering dianggap sebagai pengguna bahasa Inggris tidak resmi maka  penerjemahannyapun harus diterjemahkan dengan bahasa yang tidak resmi pula atau paling tidak didiberi keterangan.

misal:
“I don’t have no money, brother!
misal tersebut terlihat memakai penanda negatif ganda yang tidak dipakai dalam bahasa resmi. Dalam penerjemahannya haruslah dipertahankan bahwa itu sebuah dialek.

Maksud dipertahankan tentu bukan bentuknya kerana  akan mengakibatkan kesalahan makna. Teknik yang dilakukan oleh sebagian penerjemahan yaitu mereka  menerjemahkannya dengan memakai salah satu dialek di Indonesia yang mengatakan bahwa itu tidak resmi, misalnya  dalam dialek Betawi: “gue kagak punya doku!”  Atau dalam dialek Surabaya:  “aku nggak punya uang, rek!”
Bahan ini disarikan dari Newmark dan Machali 
(Sumber: Materi Kuliah Translation UT)
Tag : Penerjemahan
0 Komentar untuk "Ragam Fungsional Dan Dialek Dalam Penerjemahan"

Back To Top