Prospek, Peluang Dan Prospek Pendidikan Terbuka Jarak Jauh

Abad ke-20 ditandai dengan perluasan dan demokratisasi pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.  Belajar terbuka ialah salah satu perwujudan demokratisasi pendidikan.  ‘Keterbukaan’  dalam mencar ilmu ini mencakup pemdiberian peluang luas  kepada individu untuk melanjutkan pendidikan tanpa pembatasan syarat masuk, waktu, hambatan keuangan,  jarak geografis, serta hambatan social budaya (Paul, 1993). Memasuki kurun ke-21, pendidikan tinggi akan banyak dipenuhi dengan orang bakir balig cukup akal yang ingin melanjutkan pendidikan padahal forum konvensional mempunyai daya tampung yang terbatas. Pada sektor pendidikan menengah, sistem PTJJ dibutuhkan guna mengatasi problem perluasan dan putus sekolah. PTJJ ialah salah satu produk penemuan pendidikan yang bermanfaa dan mempunyai prospek masa depan yang cerah. 

Ragam model PTJJ (single mode, dual mode,  dan konsorsium)  akan tetap berkembang menyesuaikan zaman dan kebutuhan masyarakat (Croft, 1992).  Pada sektor pendidikan tinggi, model single mode diwujudkan  dalam universitas terbuka. Keterbukaan forum ini mesti teruji dalam beberapa dimensi, mencakup daya jangkau, fleksibilitas, keleluasaan siswa dalam menentukan isi maupun strktur pelajaran, pilihan dalam sistem pembelajaran, dan akreditasi. Lembaga universitas terbuka sudah bisa membatu mengatasi aneka macam hambatan siswa dalam belajar. Namun, masih ada tantangan bagi praktisi PTJJ untuk mengubah contoh pikir dan meningkatkan pemahaman wacana teori dan praktek mencar ilmu terbuka.  

Teknologi mejadikan universitas terbuka sebagai new temples of learning (Reddy, 1993), semacam ‘pesantren gaya baru’yang menerapkan PTJJ dalam upaya demokratisasi pendidikan tinggi.  Beberapa forum single mode sudah berkembang  menjadi mega universitas, termasuk UT, yang menerapkan teknologi pembelajaran jarak jauh, mempromosikan mencar ilmu terbuka, serta menampung jumlah mahasiswa yang besar yang melebihi 100.000 orang (Daniel 1996).  Model single mode sudah diterapkan di banyak negara, sekalipun di negara berkembang ada beberapa hambatan yang dihadapi berkaitan dengan kualitas dan memanfaatkan teknologi.  Tanpa ada upaya yang sungguh-sungguh dalam bentuk menolongan dan kerjasama antarbangsa dan antarlembaga, upaya demokratisasi pendidikan tinggi ini akan mengalami banyak hambatan di Negara berkembang. 

Model dual mode terbukti mempunyai daya tahan yang usang dan sudah diterapkan jauh lebih lampau dibandingkan model single mode. Model dual mode mempunyai nilai inovatif serta fleksibilitas yang khas.  Lembaga pendidikan tinggi konvensional berskala kecil tetap sanggup beroperasi memakai sistem dual mode guna memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna jasa di wilayah sekitarnya.  Staf akademik tetap mengajar, melaksanakan penelitian , dan pengabdian pada masyarakat, serta menambah pengalaman gres dan wawasan dalam desain dan pengembanngan materi didik serta pembelajaran jarak jauh.

Berbeda dengan model snglel mode yang banyak menjadi subjek penelitian model dual mode  seperti sebuah ‘spesies’ yang agak terlupakan dalam PTJJ, alasannya yakni skala operasinya yang kecil.  Bagi negara menyerupai Indonesia model dual mode dapat menjadi alternatif guna memacu pengembangan dan peningkatan fungsi pendidikan dan pengabdian pada masyarakat universitas konvensional bagi masyarakat sekitarnya.  Beberapa forum tinggi tertua Indonesia sudah berupaya untuk mengembanngkan agenda pendidikan jarak jauh untuk menjangkau lebih banyak mahasiswa yang memerlukan aneka macam layanan pendidikan. Untuk sektor pendidikan tinggi, model dual mode  ini berpeluang untuk menyebarkan program-program yang banyak diminati masyarakat menyerupai bisnis dan agenda sains dan teknologi untuk menunjang pembangunan nasional. Kebijakan pemerintah yang tegas dalam hal ini akan sangat menentukan arah dan perkembangan model dual mode di Indonesia.

Konsorsium melibatkan adanya jaenteng kerjasama dalam pengembangan dan penyajian agenda PTJJ. Pada dasarnya agenda PTJJ terselenggara berkat adanya jaenteng kerjasama sekalipun tidak selalu mudah untuk membangun kerjasama di tiruana fungsi PTJJ.  Di Indonesia, UT ialah a network of participating institutions yang berafiliasi dengan banyak forum mulai dari perguruan tinggi negeri, kantor pos, bank, surat kabar, jaenteng radio dan televise lokal maupun nasional (Setijadi, 1988).  Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) berafiliasi dengan sekolah konvensional dan forum lain guna menunjang agenda pembelajaran jarak jauh.   Di Inggris, UKOU berafiliasi dengan stasiun televisi British Broadcasting Corporation (BBC).  

Jaenteng kerjasamsa antar forum sudah berkembanng menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi penyelenggara PTJJ. Di Indonesia, aneka macam masukana komunikasi sudah berkembang dan siap untuk dimanfaatkan untuk penyelenggaan PTJJ sehingga suatu contoh kerjasama antar  berbagai forum yang saling menunjang dan menguntungkan sanggup dikembangkan lebih lanjut.  Kelemahan yang ada pada suatu forum sanggup dilengkapi dengan kekuatan yang dimiliki forum lain. Peran pemerintah sangat penting untuk membangun iklim kerjasama yang kondusif.  Inisiatif pemerintah dibutuhkan dalam bentuk kebijakan, regulasi, serta keterbukaan dalam pembentukan contoh kerjasama yang dikehendaki.

Model mana yang dipilih? Terlepas dari model apapun yang dianuat, karakteristik PTJJ tetap berlaku dan bermuara sama pada tercapainya tujaun masyarakat belajar.  Masing-masing model  mempersembahkan donasi bagi pemerataan dan perluasan peluang pendidikan.  Skala dan efektifitas biaya sanggup menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan wacana model yang diterapkan.  Tujuan PTJJ yang sama sanggup dicapai dengan menerapkan model yang tidak sama, dan tidak ada model yang paling benar dalam penyelenggaraan PTJJ. Jawaban terhadap pertanyaan di atas yakni bahwa model yang akan dipilih ditentukan oleh kebutuhan masyarakat pengguna jasa pendidikan , kebijakan pemerintah, kemampuan dan sumber daya yang ada pada masyarakat dan masing-masing lembaga.  

Perkembangan mutakhir dalam teknologi gosip mempersembahkan tantangan bagi PTJJ, terlepas dari model apapun yang dianut.  Teknologi dimanfaatkan alasannya yakni alasan dan pertimbangan untuk meningkatkan akses, memperbaiki kualitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan efektifitas pendidikan dan petes (Bates, 1997). Bagi siswa memanfaatkan teknologi berdampak faktual pada keluwesan dalam menentukan metode belajar, alasannya yakni makin kaburnya perbedaan antara PTJJ dan pendidika konvensional.  Proses pembelajaran berbasis teknologi menghendaki dan sekaligus memenolong siswa mengenal dan memanfaatkan teknologi yang tersedia. 

Metode mencar ilmu jarak jauh dan teknologi gosip bertemu dengan taktik mencar ilmu kelas sehingga membuat lingkungan gres yang disebut dengan agenda mencar ilmu fleksibel (fleksible learning) (Moran, 1997).  Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat belajar, universitas-universitas berupaya melembagakan agenda mencar ilmu fleksibel sebagai suatu taktik pendidikan utama yang berorientasi pada kebutuhan pengguna, bukan sekedar sebagai ekperimen sambilan.  Bagi banyak universitas konvensional di Indonesia, agenda mencar ilmu fleksibel ini perlu lebih dicermati alasannya yakni hal ini ialah tantangan  yang harus segera diwujudkan guna mengantisipasi masa depan. 

Bagi forum PTJJ maupun konvensional, menerapkan teknologi bukan problem sederhana sebagai mana menanam sebatang pohon pisang pada lahan yang tersedia.  Lembaga dituntut untuk mereformasi diri, mengubah struktur organisasi, mengarahkan kembali visi dan misi biar sanggup memanfaatkan teknologi gres secara bijaksana. Lembaga PTJJ serta forum konvensional apapun akan saling berkompetisi  dalam memanfaatkan teknologi untuk memmenolong proses mencar ilmu siswa.  Dalam persaingan ini, pemenangnya yakni forum (berbentuk apapun) yang bisa mempersembahkan layanan terbaik, dengan kualitas terbaik pada harga yang paling kompetitif.   

Bahan didik dan gosip sekarang menjadi barang milik publik yang mudah didapatkan masyarakat . Kualitasnya tergantung pada isi, desain, produksi media penyampaian, serta pinjaman dan layanan yang didiberikan (Bates, 1997).  Tantangan bagi praktisi PTJJ dan pendidikan pada umumnya yakni cepat tanggap dan memnyesuaikan  diri, siap menerima, mencar ilmu dan bereksperimen dengan teknologi baru, serta mau  meningkatkan keterampilan. Pada ketika yang sama, forum pendidikan dan pemerintah  ditantang untuk mempunyai komitmen menyediakan sumber mencar ilmu yang diperlukan.  Tanpa kemauan dan komitmen yang sungguh-sungguh dari aneka macam pihak, upaya kita dalam memanfaatkan teknologi spesialuntuk akan berjalan di daerah saja dan kita akan kehilangan momentum memmenolong membuat masyarakat mencar ilmu di Indonesia. 

Sumber:
Materi Tutorial MOOCs UT Pendidikan Jarak Jauh
Zuhairi, A.. (2002). Model-model pendidikan  terbuka dan jarak jauh. Dalam Belawati, T (Ed.). Pendidikan terbuka dan jarak jauh: Didedikasikan kepada Dr. Setijadi, M.A. 45-59.
0 Komentar untuk "Prospek, Peluang Dan Prospek Pendidikan Terbuka Jarak Jauh"

Back To Top