Defenisi
Pembelajaran berbasis problem ialah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan problem kontekstual sehingga merangsang penerima didik untuk belajar.
Pembelajaran berbasis problem ialah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan problem kontekstual sehingga merangsang penerima didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, penerima didik bekerja dalam tim untuk memecahkan problem dunia aktual (real world)
Kelebihan PBL
- melaluiataubersamaini PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang berguru memecahkan suatu problem maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar sanggup semakin bermakna dan sanggup diperluas saat penerima didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
- Dalam situasi PBL, penerima didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
- PBL sanggup meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif penerima didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan sanggup menyebarkan kekerabatan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator mempersembahkan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang dibutuhkan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan biar penerima didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapat ‘peta’ yang akurat wacana arah dan tujuan pembelajaran
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator memberikan skenario atau permasalahan dan penerima didik melaksanakan banyak sekali kegiatan brainstorming dan tiruana anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan jawaban terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul banyak sekali macam alternatif pendapat
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari banyak sekali sumber yang sanggup memperjelas gosip yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud sanggup dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap pemeriksaan mempunyai dua tujuan utama, yaitu: (1) biar penerima didik mencari informasi dan menyebarkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang sudah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan sanggup dipahami.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Sesudah mendapat sumber untuk keperluan pendalaman bahan dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan diberikutnya penerima didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini sanggup dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan perilaku (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup beberapa aspek seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian simpulan semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan sanggup diukur dari penguasaan alat menolong pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
misal Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, penerima didik terlebih lampau diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih lampau. Kemudian penerima didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Sesudah itu kiprah guru yaitu meransang penerima didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan problem yang ada. Tugas guru yaitu mengarahkan penerima didik untuk bertanya, menerangkan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang tidak sama dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan penerima didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru mempersembahkan penugasan yang sanggup dilakukan di banyak sekali konteks lingkungan penerima didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang didiberikan oleh guru mempersembahkan peluang bagi penerima didik untuk berguru diluar kelas. Peserta didik diharapkan sanggup memperoleh pengalaman pribadi wacana apa yang sedang dipelajari. Pengalaman berguru ialah acara berguru yang harus dilakukan penerima didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan bahan pembelajaran.
Sistem Penilaian
- Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan perilaku (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup beberapa aspek seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian simpulan semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
- Penilaian terhadap kecakapan sanggup diukur dari penguasaan alat menolong pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap perilaku dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan berhubungan dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian sanggup dilakukan dengan portfolio yang ialah kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan penerima didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan berguru dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara penilaian diri (self-assessment) dan peer-assessment.
- Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usaspesialuntuk dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
- Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk mempersembahkan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang sudah dilakukannya sendiri maupun oleh mitra dalam kelompoknya
Tag :
Pembelajaran
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Berbasis Duduk Kasus (Problem Based Learning)"