Kajian linguistics itu mencakup phonetics, phonology, morphology, syntax, semantics, dan pragamtics. Dari batasan tersebut terang bahwa Semantics spesialuntuk ialah salah satu cabang atau pecahan dari Linguistics yang tugasnya ialah mereview dan mempelajari makna. Adapun posisi Semantics dalam ilmu Linguistics ada pada tataran (level) ke 5 dari bawah, yaitu di atas Phonetics, Phonology, Morphology, dan Syntax, atau ke dua dari atas, yakni sebelum Pragmatics.
Pada tataran 1 dan 2, yakni Phonology dan Phonetics, tidak ada dilema dengan Semantics lantaran di dalamnya tidak ada kajian ihwal makna. Baru pada tataran Morphology lah ada dilema yang bekaitan dengan Semantics. Mengingat studi morphology berkenaan dengan proses pembentukan kata dengan afiksasi dan kombinasi, yang lalu akan melahirkan makna gramatikal.
Misalnya kata beautiful menjadi beautiflly, beauty, beautify ialah perubahan makna kata yang disebabkan oleh proses afiksasi. Sedang pada kata beautiful girl, beautiful house ada perubahan makna lantaran penggabungan kata beautiful dengan girl, dan house. Sedang pada tataran sintaksis juga ada dilema dengan semantik lantaran tiruana satuan sintaksis, yaitu kata, frase, klause, dan kalimat mempunyai makna.
Di atas semantik ada kajian lagi yang disebut pragmatik dan sosiolinguistik. Sebagai salah satu bidang kajian linguistik pragmatik menelaah segala aspek makna yang tidak tercakup di dalam semantik. Pragmatik menelaah makna tuturan (utterance). Tuturan ialah pengujaran kalimat pada konteks yang sesungguhnya.
Kalau semantik mempelajari makna kata, klause, atau kalimat yang tidak terkait dengan konteks (context- independent) sehingga mengasilkan makna yang stabil, sedang pragmatik mempelajari makna yang terkait konteks ( context- dependent).
Kalau semantik mempelajari makna kata, klause, atau kalimat yang tidak terkait dengan konteks (context- independent) sehingga mengasilkan makna yang stabil, sedang pragmatik mempelajari makna yang terkait konteks ( context- dependent).
Sebagai pola kalimat berbunyi : “It’s already twelve o’clock” - semantiknya ialah pernyataan bahwa kini waktunya ialah pukul 12.00 (dua belas). Namun, secara pragmatik kata tersebut dapat bermakna:
- waktu -> ialah jawabanan atas pertanyaan “What time is it ?,
- mengusir tamu yang tidak kunjung pulang, kalau yang mengucapkan ialah ibu kost,
- ialah pengungkapan rasa cemas seorang anak kecil yang menunggu jemputan yang tidak kunjung hadir ( ah ….. udah jam dua belas …… mama kok belum hadir juga sih)
- pengungkapan rasa kesal kalau diucapkan oleh seseorang yang sedang menunggu kehadiran "someone special".
Sedang Sosiolinguistics ialah ilmu antar disiplin, yaitu antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Sosiolinguistik ialah cabang ilmu linguistik yang mereview hubungan antara bahasa dengan factor-faktor sosial di dalam suatu mayarakat tutur.
Fishman (1972,1976) menyatakan Sosiolimguistics “….is the study of who speak what language to whom and when’ yang artinya siapa yang berbicara, bahasa apa, dengan siapa, kapan, dan dengan tujuan apa . Sosiolinguistik lebih bekerjasama dengan perincian-perincian penerapan bahasa yang sebenarnya, ibarat pola-pola pemakaian bahasa/ dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/ dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, topic dan latar belakang pembicaraan.
Sumber: Materi Kuliah Semantics Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UT 2017.1
Fishman (1972,1976) menyatakan Sosiolimguistics “….is the study of who speak what language to whom and when’ yang artinya siapa yang berbicara, bahasa apa, dengan siapa, kapan, dan dengan tujuan apa . Sosiolinguistik lebih bekerjasama dengan perincian-perincian penerapan bahasa yang sebenarnya, ibarat pola-pola pemakaian bahasa/ dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/ dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, topic dan latar belakang pembicaraan.
Sumber: Materi Kuliah Semantics Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UT 2017.1
Tag :
Bahasa dan Ilmu Bahasa
0 Komentar untuk "Kedudukan Semantics Dalam Linguistics"