Pengertian Sistem Pendidikan Terbuka

Sesungguhnya konsep pendidikan terbuka sudah dikenal jauh sebelum tahun 1980-an, yaitu semenjak mulai populernya konsep pembelajaran individual (sekitar tahun 1960-an dan pertama 1970-an).  Pembelajaran individu menempatkan siswa sebagai focus dari segala proses berguru dan proses mengajar.  Siswa diberinisiatif dan bertanggung tanggapan terhadp pengelolaan proses belajrnya, mereka sanggup menentuksn apa yang sksn dipelajarinya, mereka sanggup berguru di mana saja, kapan saja, dengan cara bagaimana saja, memakai apa saja, dan mereka sendiri sanggup mengukur kinerja mereka bilamana diharapkan dan dikehendaki. Di pertama tahun 1960-an, Skinner muncul dengan teori wacana programmed learning  dan alatnya yang dikenal dengan nama the teaching machine sebagai langkah pertama dari pengembangan pembelajaran individual. Selanjutnya, penelitian wacana pembelajaran individual terus dilakukan, sekaligus dilengkapi dengan perkembangan teknologi informasi, hingga pada konsep virtual learning (proses berguru maya) melalui jaenteng Internet. 

Istilah sistem pendidikan terbuka, sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris open education sering kali dipakai sebagai istilah yang sama maknanya dengan sistem pendidikan jarak jauh (distance education).  Hal ini disebabkan oleh popularitas nama Open University dari Inggris yang sesungguhnya ialah forum pendidikan jarak jauh.  Istilah “terbuka” dalam sistem pendidikan terbuka sesungguhnya lebih berarti bebas dari keterbatasan, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan sistem pendidikan jarak jauh. Dewal (1986) menyatakan bahwa jikalau sistem pendidikan jarak jauh lebih mengacu kepada sistem (atau modus) penyampaian proses pembelajaran, maka sistem pendidikan terbuka mengacu kepada perubahan struktur organisasi pendidikan menjadi suatu organisasi yang terbuka dalam hal tempat, waktu, materi pembelajaran, sistem pembelajaran, dan lain-lain.  Sebuah organisasi pendidikan jarak jauh sanggup saja menerapkan sistem pendidikan terbuka, begitu juga sebaliknya, sebuah organisasi pendidikan terbuka sanggup saja menerapkan sistem pendidikan jarak jauh. 

Menurut Foks (1987), pendidikan terbuka ialah contoh pikir dan pendekatan yang dipakai untuk menyediakan bermacam-macam pilihan dalam berguru bagi siswa serta mempersembahkan sebanyak mungkin kendali bagi siswa untuk menetukan hal yang akan dipelajari dan taktik belajar.   Cunningham (1987) menyatakan bahwa pendidikan terbuka sama dengan self-managed learning (proses berguru yang dikelola sendiri).

Pada dasarnya para hebat pendidikan terbuka beropini bahwa pendidikan terbuka membuka peluang berguru kepada segala lapisan dan kelompok masyarakat sehingga memungkinkan lebih mempunyai kebebasan pilihan dalam belajar.  Dalam hal ini, termasuk juga membuka susukan yang lebih luas bagi masyarakat terhadap pendidikan, dan menyediakan peluang yang lebih besar bagi siswa untuk menhgendalikan pengelolaan proses belajar.   Menurut beberapa ahli, sistem pendidikan terbuka adalah:
  1. Sistem di mana pembatasan terhadap siswa diusahakan seminimal mungkin. Sistem pendidikan terbuka memakai bermacam-macam taktik pembelajaran, khususnya berguru berdikari dan pembelajaran individu (independent and individualized learning) (Coffey, 1997). 
  2. Pengaturan yang memungkainakan seseorang untuk berguru pada waktu, tempat, dan kecepatan yang dipilihnjya.  Penekanannya ialah pada pemdiberian peluang memperoleh pendidikan bagi tiruana orang  tanpa terhambat secara geografis, secara personal (sosial-ekonomi), lantaran pekerjaan, atau lantaran struktur sistem pendidikan konvensional (Manpower Services Commission, 1984).  
  3. Bentuk pembelajaran yang dirancang secara fleksibel untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan individual siswa.  Sering kali dipakai sebagai cara untuk menghilangkan kendala berguru bagi siswa yang tidak sanggup hadir dalam bentuk pembelajaran konvensional, dan sangat berserius pada siswa (learner centered) (Lewis & Spencer, 1986). 
  4. Beragam peluang berguru yang bertujuan untuk mempersembahkan   akses bagi siswa terhadap ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang mustahil diperoleh melalui kesempatn lain, serta mempersembahkan peluang kepada siswa untuk mengendalikan proses belajarnya (Dixon, 1987). 
  5. Merupakan sebuah contoh pikir dari pada suatu metode pembelajaran yang unik (Jack, 1988). 
  6. Suatu sistem yang tidak  spesialuntuk berurusan dengan dilema akses, tetapi juga berurusan dengan dilema pemdiberian peluang yang merata bagi tiruana orang untuk berhasil (Holt & Bonnici, 1988).
Konsep inti dari definisi-definisi yang didiberika ialah “siswa mempunyai kebebasan memilih”. Siswa bertanggung tanggapan terhadap proses berguru mereka, mereka memiki kebebasan untuk menentukan kecepatan berguru (pace), daerah belajar, waktu belajar, dan proses berguru mereka.  Peraturan dan tatatertib yang diberlakukan oleh organisasi pendidikan terbuka terhadap siswa ialah minimal.

Pada akhirnya, berdasarkan Lewis dan Spencer (1986), sistem pendidikan terbuka yang sangat berserius kepada siswa bertujuan untuk menghasilkan individu yang berdikari dan otonom (independent and autonomous individual).  Untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari pertama proses pembelajaran, siswa sudah didiberikan kebebasan untuk menentukan dan mengelola proses belajarnya sendiri.  Dalam hal ini, organisasi pendidikan terbuka berperan sebagai fasilitator dalam proses berguru siswa, dengan menyediakan bermacam-macam pilihan (bentuk, jenis, ruang lingkup, isi) materi ajar, bermacam-macam media pembelajaran, bermacam-macam layanan menolongan berguru (learner’s support system), dan bermacam-macam pilihan evaluasi hasil belajar. 

Ragam pilihan materi asuh yang dipakai dalam sistem pendidikan terbuka ialah sama dengan pilihan materi asuh dalam sistem pendidikan jarak jauh.  Jika dalam sistem pendidikan jarak jauh ragam pilihan materi asuh ialah media penyampaian ilmu pengetahuan (subject matter) yang (hampir) menggantikan kehadiran pengajar lantaran adanya jarak ruang dan waktu antara siswa dan pengajar, maka dalam sistem pendidikan terbuka ragam pilihan materi asuh ialah media penyampaian ilmu pengetahuan yang disediakan untuk dipilih siswa secara bebas.  Bahan asuh dan media pembelajaran dalam sistem pendidikan terbuka sanggup dipilih siswa sebagai sumber utama pengganti kehadiran pengajar, sebagai sumber utama di samping kehadiran pengajar, sebagai sumber utama ditambah dengan menolongan layanan menolongan berguru (tutorial, kelompok belajar, dll.). Pilihan siswa dalam hal materi asuh tidak spesialuntuk mencakup beberapa aspek bentuk, jenis, ruang lingkup, dan/atau isi, tetapi juga mencakup beberapa aspek titik pertama mulanya proses belajar.  Oleh lantaran itu, materi asuh dalam sistem pendidikan terbuka dikenal dengan nama materi asuh fleksibel (flexible package).

Pada beberapa organisasi pendidikan yang menerapkan sistem pendidikan terbuka, istilah “terbuka” juga berarti tebuka dalam hal kriteria registrasi siswa.   Misalnya, Ramkhahaeng University di Thailand ialah organisasi pendidikan yang menerapkan sistem pendidikan terbuka yang mendapatkan siswa secara terbuka, tanpa ada persyaratan apapun.  Dapat saja seorang siswa tidak mempunyai ijazah formal sekolah menengah namun ia sanggup menjadi siswa perguruan tinggi tinggi melalui proses evaluasi experiential learning (pengakuan dan evaluasi pengalaman seseorang untuk ekuivalensi matakuliah).

melaluiataubersamaini tiruana kebebasan yang disediakan dan untuk mempertahankan kredibilitas, barangkali satu-satunya hal yang dikendalikan oleh organisasi pendidikan terbuka ialah standardisasi kriteria pemdiberian akta atau kriteria kelulusan.  Namun untuk mencapai kelulusan tersebut, siswa boleh menentukan dan menempuh seribu satu macam cara, sesuai dengan bermacam-macam pilihan yang disediakan oleh organisasi pendidikan.

Jika ada sistem pendidikan terbuka, maka ada juga sistem pendidikan tertutup.  Kedua sistem pendidikan tersebut membentuk satu garis kontinum, mulai dari yang paling terbuka pada satu sisi hingga yang paling tertutup di sisi lain. Berdasarkan pengertian wacana sistenm pendidikan terbuka, sistem yang paling terbuka tentunya akan mempersembahkan paling banyak kebebasan untuk menentukan kepada siswa, sedangkan yang paling tertutup akan mempersembahkan paling sedikit atau tidak ada sama sekali kebebasan menentukan kepada siswa.

Ada tiga hal utama yang sanggup menjadi kriteria seberapa terbuka suatu sistem pendidikan, yaitu Siapa yang akan belajar?; Apa yang akan dipelajari?; dan Bagaimana siswa belajar?  
Siapa yang akan belajar? menentukan siswa yang sanggup berpartisipasi dalam organisasi pendidikan terbuka. Semakin terbuka sistem pendidikan yang diterapkan organisasi tersebut, semakin minimal perakuratan masuk yang dikenakan kepada siswa.  Misalnya Open University di Inggris spesialuntuk mempersyaratkan  usia 18 tahun sebagai syarat utama untuk masuk ke universitas tersebut, di samping pembayaran uang kuliah.

Apa yang akan dipelajari? menentukan keragaman bidang ilmu dan jenjang jadwal yang sanggup dipilih siswa, termasuk juga keragaman kemungkinan evaluasi hasil belajar.  Misalnya seorang siswa boleh menentukan satu jadwal studi, yaitu D-I Perpajakan dari 44 jadwal studi yang ada.  Dalam program  studi tersebut siswa bebas menentukan komposisi mata kuliah untuk mencapai keterampilan yang diharapkan oleh suatu jadwal D-I Perpajakan. Siswa juga sanggup menentukan bermacam-macam kemungkinan evaluasi hasil berguru untuk sanggup ia ditetapkan lulus, contohnya menulis makalah, atau melaksanakan praktek dan menulis laporan, tetapi tidak tes tertulis, dan lain-lain.  Walaupun kebebasan menentukan sudah relatif cukup banyak didiberikan kepada siswa dalam hal ini, keterbatasan siswa masih tetap ada, contohnya dengan adanya keterampilan baku yang diharapkan oleh Program D-I Perpajakan (tujuan kurikuler jadwal studi), dan/atau adanya kriteria baku kelulusan dari organisasi pendidikan. 

Bagaimana siswa belajar? menandakan bermacam-macam cara yang sanggup ditempuh siswa untuk belajar. Teknik dalam hal ini mencakup waktu untuk belajar, (kapan saja), daerah untuk berguru (di mana saja), kecepatan berguru (seberapa cepat), media belajar, jenis  menolongan berguru (tutorial, kelompok belajar, sendiri), dan sumber berguru yang digunakan. 

Walaupun garis kontinum ada dua  sisi ekstrim, yang paling terbuka dan yang paling tertutp, pada prakteknya tidak ada organisasi pendidikan yang terbuka dalam tiruana aspek atau yang tertutup dalam tiruana aspek.  Yang ada derajat keterbukaan dan ketertutupannya suatu organisasi pendidikan yang tidak sama-beda berdasarkan (kebutuhan) pangsa pasar, kemampuan sistem, dan lingkungan di mana organisasi pendidikan tersebut berada.
Sumber:
Materi Kursus Pedidikan Jarak Jauh UT 2017.1
Bahan diambil dar: Pennen, P. (2002) Pengertian Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Dalam Belawati, T. (Ed). Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Dedikasikan Kepada Dr. Setijadi MA (11-29)
0 Komentar untuk "Pengertian Sistem Pendidikan Terbuka"

Back To Top