Sistem pendidikan jarak jauh pada pertamanya berbentuk pendidikan koresponden yang mulai dikenal sekitar tahun 1720- an sebagai suatu bentuk pendidikan orang dewasa. Proses pembelajarannya memakai materi cetak yang dikenal dengan self-instruksional texts dan dikombinasikan dengan komunikasi tertulis antara pengajar dan siswa. Dalam perkembangannya istilah pendidikan koresponden dianggap terlalu sempit. Kemudian muncul istilah independent study (belajar mandiri), home study (belajar di rumah) dan external study (belajar di luar sekolah). Baru pada tahun 1970-an, bersamaan dengan berdirinya Open University di Inggris, istilah pendidikan jarak jauh menjadi terkenal dan penerapannya mencakup beberapa aspek pendidikan korespondensi, independent study, home study dan external study.
Selama empat dasa warsa terakhir, istilah pendidikan jarak jauh yang berasal dari bahasa Inggris distance education, dipakai untuk pertanda bermacam-macam pendekatan proses berguru mengajar seperti, home study, correspondent education, tele-education, open learning, dan external studies. Sistem pendidikan jarak jauh mempunyai dua komponen yaitu sistem berguru jarak jauh (distance learning) dan sistem pembelajaran jarak jauh (teaching learning) (Keegan, 1990). Sistem berguru jarak jauh mempersembahkan pengutamaan kepada siswa dan proses berguru (learner centered), sedangkan sistem pembelajaran jarak jauh lebih berserius pada proses belajar, organisasi pengajaran, serta pengajarnya (teacher and system centered). Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh berserius pada kedua sisi secara utuh, baik kepada siswa dan proses belajarnya maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya.
Berbagai andal sudah mencoba mendefinisikan pendidikan jarak jauh berdasarkan sudut pandangnnya masing-masing. Beberapa definisi yang didiberikan para andal pertanda sistem pendidikan jarak jauh adalah:
- Suatu bentuk pembelajaran berdikari yang terorganisasi secara sistematis di mana konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan dan pemantauan keberhasilan berguru siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang mempunyai tanggung tanggapan yang saling tidak sama. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan memakai menolongan media. Kebalikan dari sistem pendidikan jarak jauh adalah pendidikan pribadi atau tatap muka, suatu sistem pembelajaran yang terjadi alasannya yaitu adanya kontak pribadi antara tenaga pengajar dan siswa (Dohmen, 1967).
- Suatu metode pembelajaran yang memakai korespondensi sebagai alat komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa ditambah adanya interaksi antar siswa di dalam proses pembelajaran (Mac Kenzie, Christensen, & Rigby, 1968).
- Sistem pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga pengajar di daerah seseorang berguru namun memungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga pengajar dan siswa pada waktu-waktu tertentu (Law, 1971).
- Suatu metode untuk memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikelola berdasarkan pada penerapan konsep ‘ban berjalan’ (division of labor), prinsip-prinsip organisasi, dan memanfaatkan media secara ekstensif terutama dalam reproduksi materi asuh sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada siswa dalam jumlah yang banyak pada ketika yang bersamaan di manapun mereka mereka berada. Merupakan suatu bentuk industri dari berguru dan pengajaran (Peters, 1973).
- Suatu metode pembelajaran dimana proses penngajaran terjadi secara terpisah dari proses berguru sehingga komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa harus difasilitasi dengan materi cetak, media elektronik, dan media-media yang lain (Moore, 1973).
- Suatu bentuk pendidikan yang mencakup bermacam-macam bentuk pembelajaran pada banyak sekali tingkat pendidikan yang terjadai tanpa adanya penyeliaan tutor secara pribadi dan/atau terus-menerus terhadap siswa dalam satu lokasi yang sama, namun memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, dan pemantauan dari suatu organisasi pendidikan serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial baik dalam bentuk pribadi (real conversation) maupun simulasi (simulated conversation) (Holmberg, 1977).
Tahun 1980 Keegan mempersembahkan definisi sistem pendidikan jarak jauh berdasarkan analisisnya terhadap bermacam-macam definisi dan tradisi praksis. Menurut Keegan. System pendidikan jarak jauh mempunyai karakteristik sebagai diberikut:
- Terpisahnya siswa dan pengajar yang membedakan pendidikan jarak jauh dengan pengajaran tatap muka.
- Ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya dengan berguru sendiri di rumah (home study).
- Penggunaan bermacam-macam media—cetak, audio, video, computer, atau multi media—untuk mempersatukan antara siswa dan pengajar dalam suatu interaksi pembelajaran.
- Penyediaan komunikasi dua arah sehingga siswa sanggup mengambil manfaat darinya dan bahkan mengambil inisiatif untuk dialog.
- Kemungkinan pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi (pembelajaran diarahkan kepada individu, bukan kepada kelompok).
- Proses pembelajaran yang memilik bentuk hamper sama dengan proses industri.
Batasan tersebut, meskipun masih terasa terlalu luas, pada masanya sudah sanggup memmenolong pertanda suatu sistem pendidikan yang tidak sama (dari sistem pendidikan lainnya dan konvensional) dan kompleks. Walaupun demikian, Stewart (1982) menyatakan hendaknya perbedaan antara sistem pendidikan jarak jauh dan sistem pendidikan lainnya tidak dilihat sebagai dua hal yang tidak sama tanpa bekerjasama sama sekali. Menurut Stewart, bermacam-macam sistem pendidikan yang ada bahwasanya membentuk suatu garis kontinum yang terentang dari titik di mana interaksi tatap muka antara siswa dan pengajar terjadi secara terus-menerus hingga pada suatu titik di mana siswa berguru secara mandiri. Dalam garis kontinum tersebut terdapat bermacam-macam bentuk sistem pendidikan, baik yang bernuansakan sistem pendidikan jarak jauh di satu sisi (siswa berdikari dan terpisah dari pengajar), maupun yang bernuansakan sistem pendidikan konvensional di sisi lain (interaksi siswa dan pengajar secara pribadi dan terus-menerus).
Jika diperhatikan secara seksama, maka dari bermacam-macam definisi sistem pendidikan jarak jauh terlihat adanya persamaan maupun perbedaan. Masing-masing definisi mencerminkan hal-hal atau konsep-konsep yang menjadi landasan pemikiran masing-masing ahli. Definisi yang didiberikan Peters mempunyai konsep utama proses industrialisasi pendidikan, sedangkan definisi dari Moore (1973) mengemukakan transaction distance dan otonomi siswa sebagai konsep utama. Sementara itu definisi dari Holmberg (1977) memeliki konsep utama otonomi siswa, komunikasi yang tidak terus-menerus (non-contigous) dan guided didactic conversation, sedangkan Keegan (1980) lebih menekankan adanya integrasi aktivitas berguru dan mengajar sebagai konsep utama dalam batasan yang didiberikan.
Di samping perbedaan-perbedaan tersebut, dan sekalipun sudah mengalami banyak sekali perubahan seiring dengan kemajuan yang terjadi, keterpisahan antara siswa dan pengajar tetap menjadi ciri utama sistem pendidikan jarak jauh, sebagaimana dikemukakan dalam banyak sekali definisi. Yang patut dicermati berdasarkan Moore (1993), yaitu keterpisahan antara siswa dan pengajar yang dimaksud dalam banyak sekali definisi tidak semata-mata mencerminkan keterpisahan fisik, waktu, atau geografis, tetapi lebih ialah konsep pedagogis tentang kekerabatan antara siswa dan tenaga pengajar yang (tetap) terjadi walaupun siswa dan pengajar terpisahkan oleh ruang dan/atau waktu. (space and/or time). Moore menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh ialah suatu transaksi (dalam hal ini transaksi berkonotasi adanya interaksi antara lingkungan siswa, dan serangkaian contoh sikap dalam situasi tertentu) antara siswa dan pengajar dalam lingkungan yang terpisah. Keterpisahan ini mengakibatkan terjadinya sikap siswa dan pengajar yang spesifik dan khusus (dibandingkan dengan sikap siswa dan pengajar pada sistem pendidikan lainnya), yang tentunya sangat besar lengan berkuasa terhadap proses pembelajaran.
Keterpisahan ini juga menyebabkan adanya kesentidakboleh yang harus dijembatani, baik secara komunikatif maupun psikologis. Kesentidakboleh ini sangat potensial mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman antara siswa dan pengajar dan /atau organisasi. Kesentidakboleh ini pula yang menakuratkan kreatifitas, pemikiran dan praktek yang tidak konvensional (unconventional thinking and practice) untuk mengatasinya sehingga sistem pendidikan jarak jauh sebagai sistem pendidikan yang tidak konvensional dan mempunyai karakteristik yang unik (Moore, 1993). Hal ini diberimplikasi bahwa proses perencanaan, pengorganisasian, dan pemantauan secara intensif dan sistematis oleh organisasi pendidikan menjadi sangat penting dalam sistem pendidikan jarak jauh untuk keperluan komunikasi. Sauve (1993) bahkan menyatakan bahwa tanpa ada media, tidak akan ada pendidikan jarak jauh. Sesungguhnya, sistem pendidikan jarak jauh yaitu sistem berguru dan mengajar melalui media. Walaupun kini ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan pribadi antara siswa dan pengajar secara virtual (maya), tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi oleh media, dalam hal ini media komputer.
Secara umum sanggup disimpulkan bahwa sistem pendidika jarak jauh didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, memanfaatkan (paket) materi asuh yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya komunikasi tidak terus-menerus (non-contiguous) antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi pendidikan melalui bermacam-macam media serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari organisasi pendidikan. Implisist dalam pengertian tersebut yaitu kemandirian siswa dalam mengelola proses belajarnya melalui memanfaatkan bermacam-macam layanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya, serta adanya proses perencanaan yang dilakukan secara sistematis oleh suatu organisasi pendidikan. Dari bermacam-macam definisi dan citra tentang sistem pendidikan jarak jauh, terlihat bahwa sistem pendidikan jarak jauh sangat potensial tidak spesialuntuk untuk pemenuhan kebutuhan berguru berdikari (individual and independent learning), namun juga untuk upaya pemerataan pendidikan dalam bentuk pendidikan massal (mass education), terutama di negara-negara berkembang ibarat Indonesia yang sangat memerlukan percepatan proses peningkatan kualitas sumber daya insan untuk pembangunan.
Sumber:
Materi Kursus Singkat Pendidikan Jarak Jauh UT 2017.1
(Bahan diambil dari: Pennen, P. (2002) Pengertian Sistem Jarak Terbuka dan Jarak Jauh. Dalam Belawati, T (Ed). Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Didedikasikan Kepada Dr. Setijadi MA (11-29)
Tag :
Pendidikan dan Kurikulum
0 Komentar untuk "Pengertian Sistem Pendidikan Jarak Jauh"