Critical Reading Strategy (Strategis Membaca Kritis)

Ada 3 aspek yang akan dibahas dalam bahan ini yaitu :
1. Inference
Inference (kesimpulan)  yakni kesimpulan yang kita ambil setelah membaca sebuah bacaan. Inference selalu tersurat, oleh alasannya yakni itu kita mengambil kesimpulan dengan mempelajari atau memahami isu yang tersurat dalam bacaan tersebut.
 

Inference tidak spesialuntuk dilakukan terhadap suatu bacaan saja, tetapi sanggup juga dari hal yang kita dengar, lihat, apa yang orang katakan kepada kita, atau sumber-sumber lainnya.

misal:
Chon yu  arrived yesterday. She had only her suitcase and her English dictionary. The only person she knew in the country was her cousin Pho. He and his wife To-van were there to meet her at the airport. She was very happy to meet them.
 

What conclusion can you draw from the text?
1. Is Chon yu a native speaker? No, she’s not
2. How do you know? She has an English dictionary
3. Do you think she has friends in the country? Why? No she doesn’t, because she only knows her cousin in the whole country.

Itulah bentuk reference. Kita harus sanggup membuat kesimpulan biar mempergampang kita dalam memahami bacaan, dialog, atau ungkapan seseorang.

2. Fact and Opinion
Fact (fakta)  yakni hal-hal yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta ditetapkan secara adil, di luar perasaan atau opini si penulis tetapi benar-benar apa yang ada.
 

Sedangkan opini yakni lawan dari fakta, opini ditetapkan dengan melibatkan perasaan si penulis tentang hal tertentu.

Perhatikan dua pola diberikut:
Text 1
The boy looks so frail. His arms and legs are very thin, as is his body. His clothes are worn out and he wears no shoes. He walks slowly, with small, halting steps and his heavy shallow breathing is clearly heard.
 

Text 2
The boy looks so frail. His skinny body and limbs show how poor he must be, and his worn clothes tell us that they must be the only clothes he has. And his blank eyes are the loneliest I’ve ever seen.

Pada text 1 yakni terperinci sebuah citra tentang keadaan seorang anak apa adanya. Setiap kalimat menunjukan keadaan tentang si anak tersebut.
 

Sedangkan pada text 2, kalimat menyerupai “how poor he must be”, “the loneliest I’ve ever seen” yakni ungkapan dan opini dari si penulis.

3. Intent and Attitude
Intent (maksud) yakni tujuan dari si penulis dalam menulis sebuah wacana/pesan.Terkadang intent ditetapkan secara tersirat sehingga si pembaca harus sanggup menyimpulkan maksud dari si penulis melalui bacaan tersebut.

Attitude (sikap) yakni bagaimana perasaan atau perilaku si penulis tentang suatu wacana. Perasaan / perilaku tersebut sanggup saja positif, menyerupai penyayang, bangga, optimis, mendukung dan lain sebagainya, atau negative, seperti, tidak suka, sinis, sedih, pesimis, menentang dan lain-lain. Tetapi ada juga penulis yang dengan tidak terperinci menggambarkan perasaan/sikapnya apakah faktual atau negative melainkan netral.

misal:
The cat is a lovely animal. Its smooth fur, soft, purring voice and cuddly body make us want to pat and love it anytime. Its warmth can comfort us in times of loneliness and its “meow-meowing” can remind us that it’s there beside us and we should not neglect it.

Maksud dari bacaan di atas yakni si penulis ingin menggambarkan abjad dari sebuntut kucing. Perasaan atau sikapnya terhadap sebuntut yakni terperinci bahwa ia seorang penyayang kucing. Ini terlihat dari cara ia menggambarkannya.

Sumber: Materi Kuliah Reading 2 PBI UT 2017.1

0 Komentar untuk "Critical Reading Strategy (Strategis Membaca Kritis)"

Back To Top