Model Pedidikan Terbuka Jarak Jauh - Model Konsorsium

Sesudah kita bahasa wacana singgle mode dan dual mode dalam Pendidikan terbuka Jarak Jauh selanjutnya kita bahas yang terakhir yaitu Model konsorsium
 
Berbagai tekanan dan tuntutan untuk menyelenggrakan aktivitas jarak jauh yang efisien menyebabkan beberapa forum PTJJ berhubungan melalui konsorsium. Tujuan pembentukan konsorsium pada umumnya yaitu untuk mencapai efisiensi dan ekonomi skala.  Beberapa forum pendidikan memandang perlu untuk membentuk konsorsium di tingkat regional, nasional, atau wilayah tertentu, supaya distribusi materi asuh lebih efisien dan tercapai konsistensi dalam pemdiberian kredit.  Lembaga skala kecil mendapati  bahwa pengembangan aktivitas PTJJ sangat mahal, dan bahkan lebih mahal lagi untuk memproduksi dan mendistribusikan program. 

Konsorsium sanggup juga terbentuk bilamana ada kerjasama beberapa forum pendidikan, penerbitan, dan siaran yang oke untuk bergabung dan mengatakan aktivitas pendidikan jarak jauh.  Konsorsium ialah gagasan yang sangat  bagus, akungnya susah sekali untuk diterapkan.  Birokrasi forum dan ragam iklim  organisasi  sering menjadi kendala kerjasama.  Selain itu perbedaan filosofi pendidikan, kendala teknis, serta tekanan keuangan menyebabkan kerjasama susah terwujud.  Beberapa forum pendidikan menyerupai universitas sanggup saja bersama-sama membentuk konsorsium sebagai mana dilakukan di Irlandia, Perancis, dan italia (Curren, 1992).  Kekuatan suatu konsorsium terletak pada janji untuk melaksanaan pekerjaan tertentu bagi forum angota ayang mimiliki kesusahan  dalam melakukan kiprah secara mandiri.  

Sekalipun terdapat indikasi yang terang tercapainya peningkatan efisiensi dan laba ekonomi, pada mulanya tidak begitu banyak konsorsium yang terbentuk. Namun ketika ini ada kecenderungan bahwa bentuk ini ialah suatu alternatif rasional. Beberapa teladan konsorsium yaitu Open Learning Agency (OLA) di provinsi British Columbia, Canada, yang melibatkan sejumlah forum untuk mengatakan aktivitas PTJJ di daerah provinsi tersebut.  misal lain yaitu Open Learning Agency of Australia yang berhubungan dengan sejumlah forum perguruan tinggi tinggi di seluruh Australia dan mengatakan aktivitas PTJJ di negara tersebut.  Badan ini berperan juga dalam  mempergampang proses alih kredit.

Perkembangan diberikutnya dalam model PTJJ ini yaitu terbentuknya network, yaitu suatu jaenteng kerjasama yang berperang mengkoordinasikan dan melengkapi aktivitas PTJJ forum lain (Holmberg, 1995).  Jaenteng tersebut sanggup berfungsi menyebarkan materi ajar, menyediakan layanan penelitian atau dokumentasi PTJJ untuk organisasi lain. Pada dasarnya penyelenggaraan PTJJ tidak sanggup terlepas dari pembentukan jaringa kerjasama.

Menyimak kecenderungan yang terjadi, barangkali pemerintah Indonesia ketika ini perlu mempertimbangkan  pendirian sebuah tubuh jaenteng kerjasama nasional.  Badan PTJJ nasional ini mempunyai wewenang khusus dalam memmenolong pengelolaan dan penyediaan PTJJ serta mempergampang proses alih kredit antar forum di aneka macam sektor pendidikan dan petes.  Badan ini bertugas pula menjalin jaenteng kerjasama antara forum penyedia PTJJ secara nasional serta regional,  sehingga sumber daya yang ada sanggup dimanfaatkan secara efektif.  Penyelenggraan aktivitas PTJJ menjadi terorganisasi dan terkoordinasi dengan  baik sehingga tidak terjadi duplikasi penawaran aktivitas yang sama oleh beberapa lembaga.

Jaenteng bahkan perlu dikembangkan lebih lanjut secara kasatmata di tingkat regional. Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sudah berusaha membangun  jaenteng kerjasama  di bidang PTJJ melalui pendirian Pusat PTJJ (SEAMOLEC). Untuk bidang pendidikan tinggi sebelumnya sudah ada upaya mendirikan ASEAN University (de Jesus, Hok, dan Taroepratjeka, 1992) dan gagasan ini kemudian diperbaharui melalui ASEAN University Network (1995).   Namun hingga ketika ini bentuk pelaksaannya masih perlu diperjelas dan ditingkatkan. Pendidikan tinggi di daerah ASEAN menghadapi duduk kasus akses, perluasan dan pemerataan peluang yang kurang lebih serupa.  PTJJ berpeluang besar bisa menjawaban tantangan tersebut dan mewujudkan terciptanya jaenteng kerjasama antar universitas di daerah ASEAN dalam kerangka saling menguntungkan, saling melengkapi, saling memmenolong, serta efisien, sejalan dengan prinsip kebersamaan dan keeratan budaya bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Sumber: Materi Program MOOCs Pendidikan Jarak Jauh UT
Zuhairi, A.. (2002). Model-model pendidikan  terbuka dan jarak jauh. Dalam Belawati, T (Ed.). Pendidikan terbuka dan jarak jauh: Didedikasikan kepada Dr. Setijadi, M.A. 45-59.
0 Komentar untuk "Model Pedidikan Terbuka Jarak Jauh - Model Konsorsium"

Back To Top