Latar Belakang
Dalam rangka menyiapkan penerima didik menjadi insan yang berdikari dan bertanggung jawaban, maka pendidikan harus berbagi ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) secara proporsional. Oleh sebab itu struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari 3 komponen, yaitu mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dan muatan lokal memdiberi penitikberatan pada pengembangan ranah kognitif penerima didik. Sedangkan komponen pengembangan diri, yang terdiri dari bimbingan dan konseling, dan kegiatan ekstra kurikuler, lebih menekankan pada ranah afektif dan psikomotor.
Fakta di lapangan menandakan bahwa seorang penerima didik yang spesialuntuk berbagi ranah kognitif namun kurang berbagi ranah afektif, lambat laun produktivitas kerjanya akan menurun. Hal ini biasanya dihadapi oleh penerima didik yang secara akademik, tetapi kurang mempunyai kemampuan menjalin perteman dekatan yang bersahabat dengan mitra sebayanya, kurang mempunyai empati, kurang sportif, mau menang sendiri dan lain-lain, maka lambat laun akan ditinggalkan oleh kawan-kawannya.
Peserta didik yang ”diasingkan” oleh kawan-kawannya akan menyulitkan dirinya mendapat mitra dalam penyelesaian kiprah kelompok. Akibatnya kiprah kelompok dikerjakan sendiri. Tugas yang dikerjakan sendiri tentu mendapat evaluasi yang tidak sama dari guru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Lab Bells di Amerika Serikat terhadap sejumlah peneliti, menyimpulkan bahwa peneliti yang ”terasing” kinerjanya semakin menurun, padahal secara potensi dan prestasi mereka sama. Peserta didik yang spesialuntuk mementingkan pengembangan ranah kognitif, namun kurang berbagi ranah psikomotor, melalui kegiatan ekstrakurikuler, olah raga dan seni, cenderung mempunyai badan yang ”ringkih” (gampang sakit). Selain itu, ia akan menjadi paham secara teori saja, namun kurang memahami penerapannya di lapangan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka ketiga ranah dikembangkan secara proporsional. Di sekolah, kegiatan pengembangan ranah afektif dan psikomotor dituangkan ke dalam kegiatan pembiasaan, kegiatan ektrakurikuler dan pelayanan bimbingan dan konseling.
Visi dan Misi
Visi kegiatan pengembangan diri yakni terwujudnya penerima didik yang bisa berbagi dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangannya. Misi kegiatan pengembangan diri yakni memfasilitasi penerima didik dengan kegiatan-kegiatan yang memdiberi wadah penyaluran semoga potensi, talenta dan minatnya berkembang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan perkembangannya.
Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan diri yakni memdiberi peluang kepada penerima didik untuk berbagi diri sendiri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan penerima didik dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
Pengertian
- Pengembangan diri ialah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai potongan integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
- Kegiatan pengembangan diri ialah upaya pembentukan moral dan kepribadian penerima didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan problem eksklusif dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Tag :
Program dan Kinerja
0 Komentar untuk "Program Pengembangan Diri (Pendahuluan)"