Materi Fiqih Mts Kelas Vii - Shalat Mayat Dan Shalat Gaib

SHALAT JENAZAH
Pengertian dan aturan shalat mayat dan dalilnya
Menurut bahasa shalat mayat berarti mendo’akan jenazah, sedangkan berdasarkan istilah syariah berarti shalat yang dilaksanakan dengan empat kali tanpa rukuk dan sujud. Rasulullah saw mempersembahkan tuntutan supaya kita menyalatkan orang yang meninggal, sebagaimana sabdanya:
صَلُّوا عَلَى مَوْتَكُمْ . رواه إبن ماجه
Artinya :“ Shalatkanlah oleh mu orang-orang yang meninggal “. ( HR Ibnu Majah )

Hukum melakukan shalat mayat yaitu fardhu kifayah artinya apabila mayat sudah dishalatkan oleh beberapa orang maka gugur kewajiban bagi orang lain. Akan tetapi kalau tidak ada yang menyalatkan maka tiruana muslim yang ada di lingkungan mayat tersebut berdosa. Menyalatkan mayat non muslim (kafir dan musyrik) haram hukumnya. Allah SWT berfirman  yang artinya “Dan tidakbolehlah engkau sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan tidakbolehlah engkau bangun (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka Telah kafir kepada Allah dan rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik”. ( Q.S.At-Thaubah; 84 )

Syarat dan Rukun Shalat Jenazah
Syarat shalat mayat yaitu :
  • Suci badan, pakaian, dan daerah shalat dari hadas dan najis serta menutup aurat dan menghadap kiblat
  • Shalat dilakukan setelah mayat selesai dimandikan dan dikafani
  • Letak mayat kea rah ka’bah, kecuali apabila shalat gaib

Rukun shalat jenazah
  • Niat
  • Berdiri kalau mampu
  • Takbir empat kali dengan takbiratul ihram
  • Membaca al-fatihah  sesudah takbiratul ihram
  • Membaca selawat atas nabi setelah takbir kedua
  • Membaca do’a untuk mayat setelah takbir ketiga
  • Membaca salam

Tata cara shalat jenazah
  • Jika jenazahnya laki-laki, imam bangun sejajar  kepala jenazah, kalau mayat perempuan, posisi imam bangun sejajar dengan pinnggang mayat.
  • Mengucapkan takbir yang pertama dengan mengangkat tangan menyerupai takbiratul ihram, sambil berniat
  • Bersedekap atau meletakan tangan di dada menyerupai shalat biasa
  • Membaca ta’awuz dan Al-Fatihah
  • Takbir yang kedua dengan mengangkat tangan
  • Membaca selawat Nabi menyerupai seolah-olah tahiyyat tamat pada shalat biasa
  • Takbir dikala dengan mengangkat tangan
  • Membaca do’a untuk jenazah

أَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ (هَا) وَرْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِاالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ, وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا)  وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَقِهِ (هَا) فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ    
  •  Apabila jenazahnya anak-anak( 7 th ke bawah ),maka do’anya   adalah :

أَللَّهُمَّ اجْعَلَهُ (هَا) فِرَطًا لَابِوَيْهِ (هَا), وَسَلَفًا وَدَخَرًا وَعِظَةً وَإِعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا, وَثَقَلَ بِهِ مَوَازِيْنَهَا وَافْرَغَ الْصَبْرِ عَلَى قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنَّهُمَا بَعْدَهُ وَلَا تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ (هَا)
  • Takbir yang keempat dengan mengangkat tangan. Do’a,sesudah takbir keempat :

أَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ (هَا) وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ (هَا) وَغْفِرْلَنَاوَلَهُ (هَا) وَلِإِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِااْلإِ يْمَانِ وَلَا تَجْعَلَنَ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّنَاإِنَّكَ رَأُوْفٌ الرَّحِيْمُ
  • Mengucapkan salam             

SHALAT GHAIB
Menurut bahasa mistik berarti tidak hadir atau tidak kelihatan atau tersembunyi. Maka yang dimaksud shalat mistik yaitu shalat dengan empat kali takbir untuk mendo,akan mayat yang tidak berada satu daerah dengan orang yang manyalatinya, baik alasannya yaitu daerah jauh atau sudah dikuburkan

0 Komentar untuk "Materi Fiqih Mts Kelas Vii - Shalat Mayat Dan Shalat Gaib"

Back To Top