Pengertian
Epistemologi sering disebut dengan teori pengetahuan. secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme, yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori. Makara epistemologi sanggup didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan validitas pengetahuan.
Menurut Conny Semiawan, dkk., (2005) Epistemologi yaitu cabang filsafat yang menunjukan wacana masalah-masalah filosofis sekitar teori pengetahuan. Epistemologi memseriuskan pada makna pengetahuan yang dihubungkan dengan konsep, sumber dan kriteria pengethaun, jenis pengetahuan dan sebagainya.
Epistemologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki asal-usul susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan.
Pertanyaan fundamental yang dikaji dalam dimensi epistemologi:
- Apakah mengetahuai itu?
- Apakah yang ialah asal-usul pengetahuan itu?
- Bagaimanakah cara kita mengetahui apabila kita memiliki pengetahuan?
- Bagaimanakah cara kita membedakan antara pengetahuan dengan pendapat?
- Apakah yang ialah bentuk pengetahuan itu?
- Cora-corak pengetahuan apakah yang ada?
- Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan?
- Bagaimanakah insan sanggup mengetahui sesuatu?
- Darimana pengetahuan itu sanggup diperoleh?
- Bagaimana validitas pengetahuan itu sanggup dinilai?
Pertanyaan yang paling mendasar: bagaiaman proses yang memungkinkan ditimbanya ilmu? Bagaimana prosedurnya? dll
Model-Model Epistemologi
Epistemologi mencakup sumber, masukana dan tatacara memakai masukana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah).
Perbedaan pilihan ontologi akan dengan sendirinya menjadikan perbedaan dalam memilih masukana yang kita pilih. Akal, budi, pengalaman, atau kombinasi antara logika dan pengalaman, intuisi, ialah masukana yang dimaksud dengan epistemologi sehingga dikenal dengan model-model epistemologi menyerupai rasionalisme, empirisme, kritisisme, atau rasionalisme Koreksi, positivisme, fenomenologis dengan banyak sekali variasinya.
Syarat Epistemologi
Persyaratan epistemologi, dasar pembenaran, sifat sistematis, dan sifat intersubjektif. Menurut Conny R.Semiawan: dasar pembenaran berdasarkan pengaturan kerja ilmiah yang diarahkan pada perolehan derajat kepastian sebesar mungkin. Pernyataan harus dirasakan atas pemahaman apriori yang juga didasarkan atas hasil kajian empiris.
Semantik dan sistematis masing-masing menunjuk pada susunan pengetahuan yang didasarkan pada penyelidikan ilmiah yang keterhubungannya ialah suatu kebulatan melalui komparasi dan generalisasi secara teratur.
Sifat intersubjektif ilmu atau pengetahuan tidak dirasakan atas intuisi dan sifat subjektif seseorang, namun harus ada janji dan ratifikasi akan kadar kebenaran dari ilmu itu di dalam setiap bab dan di dalam kekerabatan menyeluruh sehingga tercapai intersubjektiv.
Aliran-Aliran dalam Epistemologo
Secara garis besar terdapt dua fatwa pokok dalam epistemologi, yaitu rasionalisme dan empirisme, yang pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lainnya, misalnya: rasionalisme kritis (kritisisme), fenomenalisme, instuisionisme, positivisme dll.
Sumber: A.Susanto.2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara.
0 Komentar untuk "Filsafat Ilmu - Dimensi Epistemologi"