Terdapat hal yang menarikdanunik dalam ayat 29 surah Al-Baqarah, ialah (1) 'makna disempurnakannya' (fasawahunna) dan (2) 'tujuh langit' (sab'a samawati).
Pemahaman bilangan tujuh dalam beberapa hal di dalam Al Qur'an tidak selalu menyatakan hitungan eksak dalam sistem desimal. Hingga ungkapan 'tujuh langit' yang sering digambarkan sebagai tujuh 'tujuh lapisan langit' oleh para mufasirin usang (apalagi dalam cerita Isra' Mi'raj) mesti dikaji ulang. Konsep 'tujuh lapis langit' sering mengacu pada konsp geosentrik yang menganggap bumi sebagai sentra alam semesta yang dilingkupi oleh lapisan-lapisan langit.
Makara 'tujuh langit' lebih mengena kalau dipahami sebagai tatanan benda-benda langit yang takterhitung banyaknya. Langit itu sendiri bermakna sesuatu yang di atas kita sampai tiruana benda di luar bumi yang kita pandang berada di atas kita.
melaluiataubersamaini klarifikasi di atas, kita pahami bahwa 'tujuh langit' yang berulang kali diungkapkan di dalam al-qur'an mengacu pada tatanan benda-benda langit (galaksi, bintang, plguat, komet, batuan, dan gas) yang takterhitung banyaknya yang terus berevolusi: lahir, menjadi tua, dan balasannya mati.
Ramadhan Note: 2018 M/1439H. Sumber: Al Qur'anulkarim The Miracle 15 in 1, PT Sygma Examedia Arkanleema, Bandung, 2009.
Tag :
Al Islam
0 Komentar untuk "Langit Dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah Ayat 29"