Contoh Abnormal Penelitian Tindakan Kelas

Abstrak ialah kondensi (pemadatan/sari) dari hasil penelitian, yang terdiri atas: latar belakang subjek pertama/permasalahan penelitian, tujuan penelitian, mekanisme penelitian, dan hasil penelitian. Ditulis dalam satu halaman, satu spasi, terbaik tiga alinea.
Perhatikan misal Berikut: 
Menumbuhkan Keberanian Mengemukakan Ide Pengerjaan Soal Melalaui Optimalisasi Satuan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama 5 Surakarta

Menurut pengamatan penelitian pada kelas 3C Sekolah Menengah Pertama 5 Surakarta jumlah siswa yang berani mengemungkakan ilham pengerjaan soal matematika cenderung sedikit (<10%). Hanya bila dipaksa oleh guru siswa gres berani. Fenomena ini ialah salah satu keprihatinan guru yang perlu segera dipecahkan. Oleh alasannya ialah itu, tujuan penelitian ini ialah peningkatan jumlah siswa yang berani mengemungkakan ilham pengerjaan soal matematika. 

Upaya pemecahan persoalan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai diberikut: (1) perencanaan persoalan tindakan perbaikan (planning), yang mencakup acara analisis faktor penyebab dan penetapan aksi, (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observing), dan (4) analisis efektivitas tindakan (reflekting). Serangkaian acara ini disebut satu siklus. Menurut hasil wawancara dengan siswa, observasi kelas dan refleksi guru yang dilanjutkan dengan kerja sama dengan mitra sejawat, ditemukan bahwa akar persoalan ialah mutu proses pembelajaran yang belum mendorong siswa berani mengerjakan soal matematika. Ada tiga tindakan yang menjadi serius upaya pemecahan masalah, yaitu: (1) peningkatan motivasi, (2) peningkatan guru yang otoritatif, dan (3) optimalisasi penerapan satuan pembelajaran matematika. melaluiataubersamaini memberlakukan tindakan di atas, dibutuhkan tiga indikator keberhasilan riset tindakan ini tercapai, yaitu (1) sekurang-kurangnya 30% siswa berani mengemungkakan ilham mengerjakan soal, (2) lebih dari 50% siswa menyetujui ilham pengerjaan soal dari kawan, dan (3) lebih dari 10% siswa  menyanggah/menyetujui ilham pengerjaan guru. data (informasi) terkena efektivitas tindakan dikumpulkan dari observasi kelas, angket, wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan refleksi diri guru/siswa. Validasi instrumen ditempuh melalui face validity dan critical reflection dari masing-masing kolaborator penelitian ini. 

Berdasarkan analisis data selama siklus I, II, dan III, sanggup disimpulkan: (1) jumlah siswa yang berani mengemungkakan ilham pengerjaan soal meningkat (10% - 42,5%), (2) jumlah siswa yang berani menyetujui ilham pengerjaan mitra meningkat dari 20% menjadi 35,97%, dan (3) jumlah siswa yang berani menyanggah/menyetujui ilham guru meningkat dari 5% menjadi 53,29%. Perubahan hasil berguru siswa (nilai harian) cenderung meningkat. Hasil penelitian juga pertanda perubahan suasana kelas yang cenderung meningkat. Hasil penelitian juga pertanda perubahan suasana kelas yang cenderung demokratis dan perubahan perilaku guru yang lebih peduli terhadap suasana kelas. Mengingat pelaksanaan penelitian oleh perubahan kalender akademik (liburan puasa), dibutuhkan siklus penelitian diperpanjang (dari 3 siklus ke 5 siklus) untuk mendapat signifikansi keterkaitan antara frekuensi siswa mengerjakan soal matematika di kelas dengan rata-rata hasil belajar. (Mamik Dasanti, 2000)
Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, Prof. Suharsimi Arikunto, Bumi Aksara, 2007
0 Komentar untuk "Contoh Abnormal Penelitian Tindakan Kelas"

Back To Top