Kegiatan Pra Penelitian Tindakan Kelas

Banyak model PTK yang sanggup diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, intinya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Namun sebelumnya, tahapan ini dipertamai oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
  • Identifikasi masalah
  • Analisis masalah
  • Rumusan masalah
  • Rumusan hipotesis tindakan
Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu planning tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang sanggup diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK yaitu sebagai diberikut ini.
  1. Apa yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran?
  2. Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya?
  3. Apa yang sanggup dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut?
  4. Bukti-bukti apa saja yang sanggup dikumpulkan untuk memmenolong mencari fakta apa yang terjadi?
  5. Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
Jadi, tahapan pra PTK ini bahwasanya suatu reflektif dari guru terhadap persoalan yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang anakdidik saja, namun lebih ialah persoalan umum yang bersifat klasikal, contohnya kurangnya motivasi mencar ilmu di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.
Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu planning tindakan dibuat.
  1. Perencanaan Tindakan; menurut pada identifikasi persoalan yang dilakukan pada tahap pra PTK, planning tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini meliputi beberapa aspek tiruana langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, planning pengajaran yang meliputi beberapa aspek metode/ metode mengajar, serta metode atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala hambatan yang mungkin timbul pada dikala tahap implementasi berlangsung. melaluiataubersamaini melaksanakan antisipasi lebih dari diperlukan pelaksanaan PTK sanggup berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang sudah ditentukan.
  2. Pelaksanaan Tindakan; tahap ini ialah implementasi ( pelaksanaan) dari tiruana planning yang sudah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, yaitu realisasi dari segala teori pendidikan dan metode mengajar yang sudah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diperlukan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk memmenolong si peneliti untuk sanggup lebih mempertajam refleksi dan penilaian yang beliau lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
  3. Pengamatan Tindakan; acara observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi ihwal pelaksanaan tindakan dan planning yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat menolong instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penerapan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru sanggup dimenolong oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). melaluiataubersamaini kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar dilarang terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terserius; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) serius observasi harus diputuskan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat mempunyai keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan didiberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris 
  4. Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini ialah tahapan untuk memproses data yang didapat dikala dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, ibarat halnya pada dikala observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk memmenolong peneliti untuk sanggup lebih tajam melaksanakan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi materi pertimbangan dan perbandingan sehingga sanggup ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang tugas yang sangat penting dalam memilih suatu keberhasilan PTK. melaluiataubersamaini suatu refleksi yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan mempersembahkan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada kesudahannya mengakibatkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang digunakan sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang spesialuntuk mengunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data yang miskin.Adapun untuk megampangkan dalam refleksi sanggup juga dimunculkan kelebihan dan belum sempurnanya setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan dilarang lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi eksklusif diadakan refleksi bersama kolaborator.
0 Komentar untuk "Kegiatan Pra Penelitian Tindakan Kelas"

Back To Top